Dalam 24 jam terakhir pada perdagangan Rabu (19/3/2025), harga Bitcoin dan sejumlah kripto utama lain menunjukkan pergerakan harga yang bervariasi, meskipun seminggu terakhir sebagian besar masih mengalami kenaikan. Menurut data dari Coinmarketcap, Bitcoin (BTC) yang memiliki kapitalisasi pasar terbesar, berhasil menguat meski hanya 0,08% dalam sehari dan 0,64% dalam sepekan, dengan harga saat ini mencapai USD 83.129 per koin atau sekitar Rp 1,37 miliar, mengacu pada kurs Rp 16.400 per dolar AS.

Total kapitalisasi pasar kripto saat ini mencapai Rp 45.850 triliun, mengalami penurunan sebesar 0,96% dalam sehari terakhir.

Performa Ethereum dan Binance Coin

Ethereum (ETH) juga mengalami penguatan dengan kenaikan 1,91% dalam satu hari dan 1,72% dalam sepekan. ETH saat ini berada di level Rp 32,11 juta per koin. Sementara itu, Binance Coin (BNB) mengalami penurunan 0,73% dalam 24 jam tetapi masih mencatat kenaikan 13,70% dalam seminggu, menyebabkan harga BNB mencapai Rp 10,32 juta per koin.

Koreksi pada Kripto Lainnya

Cardano (ADA) dan Solana (SOL) mengalami penurunan dalam sehari masing-masing sebesar 0,28% dan 0,15%, namun masih menunjukkan peningkatan dalam sepekan, dengan harga ADA di Rp 11.689 dan SOL di Rp 2,08 juta per koin. Sementara XRP mengalami penurunan harian 0,43% tetapi naik 5,32% dalam satu minggu, berada di harga Rp 37.953 per koin.

Fluktuasi Dogecoin dan Stabilitas Stablecoin

Dogecoin (DOGE) juga berada di zona merah dengan penurunan 1,22% dalam satu hari tetapi naik 3,03% dalam seminggu, membuat DOGE dihargai Rp 2.786 per token. Stablecoin seperti Tether (USDT) dan USD Coin (USDC) tetap stabil di level USD 1,00.

Analisis Terkait Ethereum

Sebelumnya, Standard Chartered menurunkan target harga Ethereum pada tahun 2025 dari USD 10.000 menjadi USD 4.000 atau turun 60% dari proyeksi awal. Geoff Kendrick, Kepala Riset Aset Digital, mengungkapkan bahwa kapitalisasi pasar Ethereum menyusut sekitar USD 50 miliar akibat persaingan dengan solusi penskalaan Layer 2 seperti Base dari Coinbase.

Teknologi ini sebenarnya bertujuan untuk meningkatkan kapasitas transaksi Ethereum, tetapi justru menggeser sebagian besar pendapatan dari biaya transaksi yang biasanya mengalir ke Ethereum.

Pendapatan biaya jaringan Ethereum mengalami penurunan, yang berdampak langsung pada kelangsungan ekonomi ekosistemnya," kata Kendrick dalam laporan tersebut, dikutip dari Coinmarketcap.

Posisi Ethereum dalam industri kripto semakin tertekan oleh PDB dan penurunan pendapatan. Ethereum yang dominan dalam dunia DeFi dan Web3 kini menghadapi persaingan ketat dari solusi Layer 2 dengan biaya lebih rendah dan efisiensi lebih tinggi.

Rencana Masa Depan Ethereum

Sementara mengalami tekanan besar, Standard Chartered masih optimis terkait peluang Ethereum untuk pulih, terutama melalui adopsi tokenisasi aset dunia nyata (RWA). Namun tanpa langkah strategis signifikan, pemulihan tampaknya sulit terjadi dalam waktu dekat. Pembaruan Pectra yang dijadwalkan pada 25 April 2025 diharapkan bisa membawa peningkatan dalam staking dan pembayaran gas lebih fleksibel. Meski begitu, ada keraguan apakah langkah ini cukup membalikkan tren penurunan.