1b:I[19532,["2266","static/chunks/870fdd6f-3912ca74b8a92cad.js","5802","static/chunks/69b09407-84c91e6eea8c708c.js","4316","static/chunks/ad2866b8-d0bec4e3c1a621aa.js","5992","static/chunks/5992-d7e44a2f5c9ef2a1.js","4014","static/chunks/4014-8fbf296e276d1190.js","2636","static/chunks/2636-63f5939d197c856c.js","5960","static/chunks/5960-075308b52f8454b8.js","6634","static/chunks/app/%5Bchannel_slug%5D/%5Bslug_url%5D/%5Bid%5D/page-9da53a10698cafea.js"],"default"] 1c:T657,

Banjir besar melanda wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) pada awal Maret 2025, dipicu oleh hujan deras selama tiga hari berturut-turut. Curah hujan yang berlebihan menyebabkan sejumlah sungai meluap, termasuk Sungai Ciliwung yang dipengaruhi oleh luapan Bendung Katulampa di Bogor.

Peningkatan Hujan Ekstrem di Indonesia

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat tren peningkatan curah hujan ekstrem di Indonesia. Menurut Plt Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, dalam sebuah webinar, fenomena hujan lebih dari 150 mm dalam 24 jam semakin sering terjadi.

"Banjir besar yang terjadi di Jabodetabek baru-baru ini menjadi peringatan bahwa perubahan iklim mengubah pola cuaca menjadi lebih ekstrem," ujar Dwikorita.

Perubahan Iklim dan Risiko Banjir

Adanya peningkatan suhu permukaan udara global dan nasional berkontribusi pada peningkatan risiko kekeringan dan banjir. Para ahli memperingatkan, tanpa pengelolaan lingkungan yang tepat, frekuensi banjir besar dapat meningkat, mengubahnya menjadi kejadian tahunan.

Dwikorita menekankan pentingnya pengelolaan lingkungan dan perencanaan tata ruang yang berkelanjutan untuk meminimalkan dampak perubahan iklim. Upaya penurunan emisi gas rumah kaca juga harus dilakukan untuk mengurangi risiko banjir akibat perubahan iklim di Jakarta.

Diperlukan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam mengimplementasikan strategi mitigasi dan adaptasi ini. Tanpa tindakan nyata, risiko bencana hidrometeorologi akan te