Satpol PP Kabupaten Bogor menghancurkan taman bermain Hibisc Fantasy Puncak setelah keputusan dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Eksekusi ini dilakukan secara mandiri menggunakan ekskavator, menghancurkan bangunan utama hingga wahana yang terinspirasi dari negeri dongeng.

Ekskavator perlahan menghancurkan bangunan utama taman wisata ini. Operator juga sibuk memindahkan tanah dan pipa wahana seperti bianglala dengan mobile crane. Meski sempat digadang-gadang bakal menjadi objek wisata favorit di kawasan Puncak, pengerjaan pembongkaran ini dilakukan karena dampak lingkungannya yang dianggap merugikan.

Izin yang Bermasalah

Kasatpol PP Provinsi Jabar, Muhammad Ade Afriandi, menyatakan hampir semua bangunan Hibisc Fantasy Puncak sudah dihancurkan, menyisakan satu bangunan utama di Agrowisata Gunung Mas yang ditargetkan pada malam itu selesai dibongkar. Beberapa wahana, seperti bianglala dan kora-kora, masih dalam pembongkaran mandiri oleh investor karena memerlukan metode khusus.

Awalnya, PT Jaswita Lestari Jaya menerima izin pengelolaan lahan seluas 4.138 meter persegi dari PTPN I Regional 2, tetapi dinilai melebihi area izin. Dari 39 bangunan yang ada, hanya 14 yang berizin, namun tidak mencakup wahana utama. Dedi Mulyadi menegaskan bangunan yang tidak berizin harus dihancurkan dan lahan dikembalikan untuk penyerapan air.

Penegakan Aturan Lingkungan

Penertiban dimulai 6 Maret 2025 dan diwarnai dengan pemeriksaan dokumen dari pihak perusahaan, yang menunjukkan adanya 36 bangunan tanpa izin. Alasan lain pembongkaran adalah lokasi ini perlu dikembalikan sebagai daerah resapan air. Menteri KLH, Hanif Faisol Nurofiq, menegaskan tindakan ini bagian dari penegakan hukum lingkungan secara profesional.

Seluruh tindak penindakan ditekankan dilakukan sesuai aturan dan tanpa intervensi. Hanif menyatakan semua pihak harus berpartisipasi dalam melindungi keseimbangan ekosistem guna menghindari bencana ekologis. Pendekatan kolektif diperlukan dalam cara pengelolaan sumber daya, didukung kebijakan yang pro-lingkungan.