Gempa bumi memang terkenal destruktif, tetapi tahukah kamu bahwa ribuan gempa terjadi setiap harinya di seluruh dunia? Kebanyakan begitu kecil hingga tak terasa oleh manusia. Namun, sesekali, gempa kecil pun bisa bikin heboh, seperti yang terjadi di dekat York Harbor, Maine, pada 27 Januari 2025. Dengan magnitudo 3,8, guncangan ini terasa hingga Boston dan Rhode Island, meski pusatnya berada di wilayah New England.

Sebagai perbandingan, gempa di Pantai Timur Amerika Serikat lebih jarang terjadi dibandingkan Pantai Barat, tapi gelombangnya bisa menjalar lebih luas. Lalu, apa yang sebenarnya menyebabkan gempa, dan seberapa besar potensi kehancurannya?

Dimana Gempa Bumi Terjadi?

Sebanyak 80 persen gempa di dunia terjadi di "Ring of Fire", lingkaran raksasa di sepanjang Samudra Pasifik yang terkenal dengan aktivitas vulkaniknya. Sebagian besar gempa terjadi di zona patahan, yaitu titik pertemuan lempeng tektonik yang saling bertubrukan atau bergeser. Ketika tekanan di antara lempeng ini dilepaskan secara tiba-tiba, lahirlah getaran dahsyat bernama gelombang seismik.

Selain itu, gempa juga bisa terjadi jauh dari zona patahan, misalnya saat lempeng tektonik mengalami peregangan atau tekanan besar.

Jenis-Jenis Patahan

Strike-Slip Fault: Patahan horizontal seperti Patahan San Andreas di California.
Dip-Slip Fault: Gerakan vertikal, di mana patahan bisa turun (normal) atau naik (reverse).
Oblique Fault: Gabungan gerakan horizontal dan vertikal.

Seberapa Kuat sih Gempa?

Para ilmuwan mengukur kekuatan gempa berdasarkan magnitudo, mulai dari kecil (3-4,9), sedang (5-6,9), besar (7-7,9), hingga dahsyat (8+). Contoh ekstrem adalah gempa terbesar yang pernah tercatat, Valdivia, Chile, dengan magnitudo 9,5 pada 1960. Gempa ini tidak hanya menewaskan 1.655 orang dan membuat dua juta warga kehilangan rumah, tetapi juga memicu tsunami yang mencapai Jepang, Hawaii, dan Selandia Baru.

Bahaya di Balik Gempa

Bukan hanya guncangan yang berbahaya, tapi juga efek lanjutannya seperti longsor, kebakaran, tsunami, hingga keruntuhan bangunan. Gempa berkekuatan besar biasanya diikuti oleh aftershocks yang bisa berlangsung berminggu-minggu hingga bertahun-tahun, membuat proses pemulihan semakin sulit.

Meski begitu, korban jiwa bisa diminimalkan dengan edukasi, rencana tanggap darurat, dan pembangunan infrastruktur yang lebih tahan gempa. Jadi, saat bumi bergerak, kesiapan adalah kuncinya!