Tagar "Kabur Aja Dulu" Viral, Cerminan Keresahan Generasi Muda

Dalam beberapa waktu terakhir, tagar Kabur Aja Dulu ramai diperbincangkan di media sosial. Fenomena ini muncul sebagai ungkapan keinginan sebagian masyarakat, terutama generasi muda, untuk mencari kehidupan yang lebih baik di luar negeri. Banyak netizen berbagi informasi terkait peluang beasiswa, lowongan pekerjaan, hingga pengalaman tinggal di luar negeri, menunjukkan tingginya minat untuk meninggalkan Indonesia, baik sementara maupun permanen.

Alasan di balik tren ini beragam, mulai dari ketidakpastian ekonomi, sulitnya mencari pekerjaan dengan gaji layak, hingga persoalan pendidikan dan kehidupan sosial di dalam negeri. Banyak yang merasa bahwa kesempatan berkembang lebih terbuka di luar negeri dibandingkan di Indonesia.

Anies Baswedan: Cinta Tanah Air Justru Diuji Saat Negeri Penuh Tantangan

Menanggapi fenomena ini, mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberikan pandangannya melalui akun media sosialnya. Ia memahami bahwa banyak orang yang merasa jenuh dan lelah menghadapi berbagai persoalan di Indonesia, tetapi ia mengingatkan bahwa cinta terhadap tanah air tidak hanya diukur ketika negara dalam kondisi baik.

"Cinta Indonesia itu bukan sekadar rasa bangga saat negara sedang baik-baik saja. Justru cinta itu diuji ketika negara sedang menghadapi banyak tantangan dan membutuhkan perubahan," ujar Anies dalam unggahannya pada Jumat (14/2).

Menurut Anies, wajar jika seseorang merasa lelah dengan kondisi yang ada. Ia mengibaratkan perjuangan mencintai negeri seperti cinta bertepuk sebelah tangan—sudah berusaha mencintai dan berkontribusi, tetapi terkadang tidak mendapat balasan yang sesuai harapan. Namun, hal itu bukan alasan untuk menyerah.

"Tidak ada salahnya jika seseorang mengambil jeda sejenak. Berjuang tanpa istirahat bisa terasa berat, tetapi berhenti sementara bukan berarti menyerah. Justru dengan mengambil napas, kita bisa kembali dengan energi yang lebih besar," jelasnya.

Perjuangan Adalah Proses Estafet

Anies juga mengingatkan tentang perjuangan generasi terdahulu yang tidak menyerah dalam menghadapi tantangan. Ia menyinggung tokoh-tokoh tahun 1908 dan 1928 yang tetap bergerak meski pada saat itu impian Indonesia merdeka dianggap mustahil.

"Mereka berjuang meski tidak sempat melihat Indonesia merdeka. Tapi mereka tetap melangkah maju, meski dianggap mimpi tinggi dan mustahil. Perjuangan mereka adalah maraton dan estafet—bergantian, tapi tetap melangkah ke depan," ungkapnya.

Menurut Anies, membangun bangsa bukanlah perlombaan sprint yang hasilnya bisa langsung terlihat, melainkan proses panjang yang membutuhkan ketekunan, kesabaran, dan kerja sama dari berbagai generasi.

Tinggal di Luar Negeri Bukan Berarti Tidak Nasionalis

Anies juga menegaskan bahwa cinta terhadap Indonesia tidak harus dibuktikan dengan tetap tinggal di dalam negeri. Ia menyebut banyak tokoh bangsa yang hidup lama di luar negeri tetapi tetap berkontribusi besar bagi Indonesia.

"Cinta Indonesia itu tidak ada hubungannya dengan lokasi tempat tinggal. Banyak orang Indonesia yang merantau ke luar negeri tapi tetap membawa nama baik bangsa dan memberikan manfaat bagi tanah air," katanya.

Ia menekankan bahwa nasionalisme bukan soal di mana seseorang tinggal, tetapi bagaimana mereka tetap berkontribusi, sekecil apa pun itu.

Ajakan Bersatu dan Tetap Berkontribusi untuk Indonesia

Dalam pesannya, Anies tidak melarang siapa pun yang ingin mencari kesempatan di luar negeri. Ia mengakui bahwa tidak semua orang memiliki kesempatan untuk merantau, tetapi bagi yang memiliki peluang, ia mendorong mereka untuk memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.

"Bagi yang memilih ke luar negeri untuk alasan pribadi atau keluarga, itu adalah keputusan yang sah. Manfaatkan kesempatan yang ada sebaik mungkin, tetapi tetap ingat bahwa kita bisa memberikan dampak positif bagi Indonesia dari mana pun kita berada," ujarnya.

Sementara itu, bagi mereka yang tetap tinggal di Indonesia, Anies mengajak untuk terus berjuang menghadapi tantangan bersama dan saling mendukung satu sama lain.

"Apa pun yang terjadi, Indonesia tetap rumah kita bersama. Mari kita hadapi tantangan ini dengan optimisme dan kerja sama. Bagi yang ada di dalam negeri, kita harus saling menjaga dan menguatkan. Bagi yang di luar negeri, tetaplah membawa nama baik Indonesia," tutupnya.

Pernyataan Anies ini mendapat respons luas dari netizen. Banyak yang mendukung pandangannya dan merasa bahwa cinta terhadap negara memang tidak boleh hanya bergantung pada situasi. Postingan Anies di media sosial pun mendapat puluhan ribu tanggapan dan menjadi bahan diskusi di berbagai platform.