Serangan udara yang dilancarkan Israel ke sebuah rumah sakit di Jalur Gaza pada hari Minggu (23/3/2025) menyebabkan korban jiwa lima orang, termasuk Ismail Barhoum, seorang pemimpin politik Hamas. Informasi tersebut dikonfirmasi oleh otoritas kesehatan Palestina dan juru bicara Hamas.

Militer Israel menyatakan serangan ini menargetkan tokoh sentral dalam kelompok militan tersebut. Serangan itu menghancurkan departemen bedah di Rumah Sakit Nasser di Khan Younis. Menurut Israel, operasi dilakukan berdasar intelijen hati-hati dan menggunakan amunisi presisi untuk meminimalkan kerusakan sekitarnya.

Konfirmasi Kematian Pemimpin Hamas

Hamas mengonfirmasi bahwa Ismail Barhoum, salah satu anggota kantor politik mereka, tewas akibat serangan ini. Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, membenarkan bahwa target dari serangan tersebut adalah Barhoum. Al-Aqsa TV milik Hamas melaporkan bahwa Barhoum sedang dirawat di rumah sakit itu karena cedera sebelumnya.

Tuduhan Hamas dan Situasi di Gaza

Israel menuduh Hamas sering bersembunyi di fasilitas umum seperti rumah sakit, sekolah, dan tempat perlindungan, tuduhan yang sering kali dibantah oleh Hamas. Eskalasi terjadi setelah masa dua bulan yang relatif tenang, saat warga Gaza kembali melarikan diri untuk menyelamatkan diri setelah serangan terbaru.

Salah al-Bardaweel dari Hamas juga tewas dalam serangan terpisah di Khan Younis. Militer Israel mengonfirmasi terlibat dalam insiden yang menewaskan Bardaweel pada Sabtu (22/3). Kedua pemimpin Hamas ini adalah bagian dari badan pengambil keputusan organisasi tersebut. Sejak perang dimulai pada 2023, sebelas dari total delapan belas anggota kantor politik Hamas telah tewas.

Respon Internasional dan Krisis Kemanusiaan

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa serangan terbaru ini bertujuan untuk menekan Hamas agar menyerahkan sandera. Amerika Serikat mendukung operasi Israel, dengan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menegaskan dukungan tersebut kepada Netanyahu.

Dalam perkembangan lain, situasi kemanusiaan semakin memburuk di Gaza. Juru bicara militer Israel Avichay Adraee telah mengeluarkan peringatan evakuasi bagi penduduk Tel Al-Sultan. Militer Israel menyatakan tindakan ini untuk menghancurkan infrastruktur teroris. Sementara itu, kampanye militer yang berlangsung memperburuk risiko krisis kelaparan di Gaza.

"Setiap hari tanpa makanan membawa Gaza lebih dekat ke krisis kelaparan akut. Melarang bantuan adalah hukuman kolektif bagi Gaza: sebagian besar populasinya adalah anak-anak, perempuan, dan pria biasa," tulis kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) Philippe Lazzarini.