Dalam sebuah wawancara dengan Al-Jazeera Network, pejabat Houthi Yaman, Mohammed Al-Bukhaiti, mengomentari ancaman militer Amerika Serikat terhadap kelompok Houthi di Yaman. Ancaman ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan di kawasan tersebut. Al-Bukhaiti menegaskan bahwa Houthi hanya menargetkan entitas Zionis, sehingga menurutnya AS tidak memiliki dasar untuk melakukan serangan tersebut.

"Operasi militer kami hanya menargetkan entitas Zionis, dan oleh karena itu, agresi Amerika ini tidak dapat dibenarkan. Kami akan menghadapi eskalasi dengan eskalasi dan tantangan dengan tantangan," ucap Al-Bukhaiti.

Tidak Takut pada Donald Trump dan AS

Pembawa acara Al-Jazeera mempertanyakan keberanian Houthi dalam menghadapi ancaman dari AS yang dipimpin oleh Presiden Donald Trump. Al-Bukhaiti dengan tegas menyatakan bahwa Houthi hanya takut kepada Allah SWT dan tidak gentar menghadapi AS atau Israel.

"Kami hanya takut kepada Allah SWT. Dahulu kami juga ditakut-takuti dengan AS dan Israel. Namun kami tetap berperang hingga tercapainya gencatan senjata di Gaza," tambahnya.

Pandangannya terhadap Negara-Negara Arab

Selain menghadapi ancaman dari AS, Al-Bukhaiti mengkritik kebijakan negara-negara Arab yang dinilainya mengalihkan perjuangan melawan musuh bersama. Ia menyoroti hubungan diplomatik yang terjalin antara Arab dan Israel yang dianggap sebagai pengkhianatan.

"Harus kami tegaskan bahwa kami tidak berperang demi kemenangan. Kami berperang demi menunaikan tugas keagamaan, moral, dan kemanusiaan," tandas Bukhaiti.

Konteks Politik dan Kerjasama Arab-AS

Meskipun Amerika Serikat secara terang-terangan mendukung Israel, beberapa negara Arab seperti Yordania, Bahrain, Arab Saudi, UEA, dan Qatar mendapatkan keuntungan dari hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat. Berbagai kerjasama dilakukan dalam bidang ekonomi, bisnis, politik hingga pertahanan militer. Namun, tidak semua negara Arab mendukung aksi agresif Zionis terhadap Palestina.