Pertemuan Tertutup dengan Para Pimpinan Perguruan Tinggi

Presiden Prabowo Subianto menggelar pertemuan tertutup dengan ratusan rektor dari berbagai Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Swasta (PTS) di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (13/3). Acara ini dihadiri oleh 124 rektor PTN, 40 rektor PTS, 18 rektor perguruan tinggi keagamaan, serta 17 perwakilan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti).

Dalam pertemuan ini, Prabowo menyatakan bahwa ia ingin berbicara secara langsung dan terbuka dengan para pimpinan perguruan tinggi mengenai berbagai tantangan yang dihadapi dunia pendidikan. Oleh karena itu, setelah sesi pembukaan, awak media diminta meninggalkan ruangan agar diskusi dapat berlangsung secara lebih mendalam.

“Saya ingin berbicara dari hati ke hati dengan para rektor untuk menjelaskan apa yang sudah dikerjakan pemerintah, rencana ke depan, serta bagaimana situasi global dapat mempengaruhi Indonesia,” ujar Prabowo.

Fokus pada Riset, Inovasi, dan Pengembangan SDM

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek), Brian Yuliarto, menyampaikan bahwa pertemuan ini bertujuan untuk mempererat komunikasi antara pemerintah dan akademisi, terutama dalam bidang riset dan inovasi. Brian menegaskan bahwa pendidikan tinggi harus menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan daya saing Indonesia di kancah global.

"Perguruan tinggi tidak hanya berperan dalam mencetak lulusan, tetapi juga sebagai pusat inovasi yang berkontribusi dalam membangun industri nasional yang mandiri dan kompetitif," kata Brian.

Salah satu tantangan utama yang dibahas adalah rendahnya jumlah dosen yang telah meraih gelar doktor. Dari hampir 10 juta mahasiswa yang aktif di Indonesia, hanya 25% dosen yang telah menyelesaikan pendidikan S3. Untuk itu, pemerintah menargetkan peningkatan jumlah dosen bergelar doktor sebagai bagian dari upaya meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia.

Meningkatkan Sinergi antara Akademisi dan Pemerintah

Selain membahas peningkatan kualitas pendidikan tinggi, pertemuan ini juga menjadi forum untuk membahas bagaimana perguruan tinggi dapat lebih bersinergi dengan pemerintah dalam menghadapi tantangan global dan nasional.

Prabowo menekankan bahwa perkembangan dunia saat ini menuntut Indonesia untuk terus beradaptasi dan meningkatkan kapasitas sumber daya manusianya. Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah dan dunia akademik menjadi kunci dalam membangun masa depan yang lebih baik.

"Pendidikan adalah salah satu pilar utama pembangunan bangsa. Jika kita ingin maju dan sejajar dengan negara-negara lain, kita harus memastikan bahwa sistem pendidikan kita mampu menghasilkan lulusan yang tidak hanya memiliki pengetahuan, tetapi juga keterampilan yang relevan dengan perkembangan zaman," ujar Prabowo.

Dengan adanya pertemuan ini, pemerintah berharap dapat memperkuat komunikasi dan kolaborasi dengan perguruan tinggi dalam menciptakan kebijakan yang lebih efektif di sektor pendidikan tinggi. Ke depan, diharapkan hasil diskusi ini dapat menjadi landasan bagi perbaikan sistem pendidikan yang lebih baik dan berkelanjutan di Indonesia.