Seorang ibu rumah tangga di Palembang, Sumatera Selatan, meninggal dunia setelah ditelantarkan oleh suaminya sendiri. Korban, Sindi Purnama Sari (25), mengidap kanker paru-paru namun tidak mendapatkan perawatan yang semestinya dari suaminya, Wahyu Saputra (26). Kasus ini mencuat setelah keluarga korban melaporkan Wahyu ke polisi.

Kondisi Korban yang Memprihatinkan

Sindi ditemukan oleh keluarganya dalam keadaan kurus kering dan lemah, hanya terbaring di kasur rumah kontrakannya di Jalan Abikusno, Kecamatan Kertapati, Palembang. Wajahnya pucat, dan tubuhnya terlihat seperti "tulang berbalut kulit". Keluarga langsung membawanya ke Rumah Sakit Hermina, namun tiga hari setelah dirawat intensif, Sindi meninggal dunia akibat dehidrasi parah dan komplikasi penyakitnya.

Menurut Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Harryo Sugihhartono, Sindi telah mengidap kanker paru-paru sejak sebelum tahun 2025, dengan kondisi yang semakin memburuk pada Desember 2024. "Suami korban melihat kondisi istrinya semakin parah, tetapi tidak mengambil tindakan apapun untuk merawatnya," ujar Harryo dalam rilis kasus, Selasa (28/1/2025).

Pengabaian yang Disengaja

Wahyu mengaku tega menelantarkan istrinya karena kesal sering ditolak saat mengajak berhubungan badan. Meski Sindi dalam kondisi lemah, Wahyu hanya memberikan makanan dengan cara meletakkannya di samping tempat tidur tanpa menyuapinya.

9-16 Januari 2025: Wahyu memberikan makanan sekadarnya, tetapi tidak disuapi.
17 Januari 2025: Wahyu memandikan Sindi untuk menghilangkan bau badan , namun tetap tidak merawatnya dengan baik.
19-21 Januari 2025: Kondisi Sindi semakin melemah, dan Wahyu tetap hanya meletakkan makanan di samping tempat tidur.

Pada 21 Januari, Sindi mengalami sesak napas. Wahyu sempat meminta bantuan tetangga untuk mencari alat infus, tetapi akhirnya membawa Sindi ke rumah sakit setelah didesak oleh tetangga dan pak RT.

Laporan ke Polisi dan Penetapan Tersangka

Purwanto (32), kakak kandung Sindi, melaporkan Wahyu ke SPKT Polrestabes Palembang pada 22 Januari 2025. Dua hari kemudian, Sindi meninggal dunia di Rumah Sakit Hermina. Hasil visum menunjukkan tidak ada tanda-tanda penganiayaan, tetapi dokter menyimpulkan Sindi meninggal akibat pneumonia dan kanker paru-paru yang tidak dirawat.

Wahyu ditetapkan sebagai tersangka dan dijerat dengan Pasal 359 KUHP tentang kelalaian serta Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT). Ia menghadapi ancaman hukuman penjara maksimal 5 tahun.

Penyesalan Tersangka

Di hadapan polisi, Wahyu mengaku menyesal atas perbuatannya. "Saya menyesal, Pak. Saya juga meminta maaf kepada keluarga istri saya atas kesalahan yang sudah saya perbuat," ujarnya. Namun, penyesalannya datang terlambat setelah nyawa Sindi tidak bisa diselamatkan.