Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) terus memperkuat sinergi dengan sektor industri dalam upaya meningkatkan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia. Dalam dialog yang digelar di Ruang Tridarma, Jakarta, Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer Gerungan menegaskan pentingnya keterlibatan dunia usaha dalam mempercepat peningkatan kualitas tenaga kerja nasional.

Kolaborasi Multisektor untuk SDM Unggul

Kemnaker menggandeng Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) serta Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) guna memastikan program peningkatan kompetensi ini berjalan efektif di berbagai sektor. Kolaborasi ini tidak hanya berfokus pada industri konvensional, tetapi juga sektor kreatif, digital, dan layanan profesional.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024, tingkat pengangguran terbuka Indonesia berada di angka 5,32%, dengan mayoritas lulusan SMA/SMK menghadapi tantangan dalam mendapatkan pekerjaan sesuai dengan keterampilan mereka. Kemnaker menargetkan program pelatihan vokasi dan sertifikasi dapat menjangkau 500.000 tenaga kerja pada 2025, dengan dukungan dari industri sebagai mitra utama.

Peran Dunia Usaha dalam Pengembangan SDM

Dalam diskusi ini, sejumlah perwakilan industri menyampaikan kesiapan mereka untuk berpartisipasi dalam skema upskilling dan reskilling tenaga kerja. Beberapa langkah konkret yang akan dilakukan mencakup:

Program magang berbasis industri, dengan target 100.000 peserta magang baru pada 2025.
Sertifikasi kompetensi di berbagai sektor, dengan fokus pada industri manufaktur, digital, dan pariwisata.
Pelatihan berbasis teknologi, bekerja sama dengan perusahaan berbasis AI dan otomasi guna menyesuaikan SDM dengan tren industri 4.0.

"Dunia usaha harus menjadi bagian dari solusi. Jika industri hanya menuntut tenaga kerja berkualitas tanpa berkontribusi dalam pembinaan mereka, maka kesenjangan keterampilan akan terus terjadi," ujar Immanuel Ebenezer dalam pernyataannya.

Dukungan Pemerintah & Target Masa Depan

Pemerintah telah menyiapkan anggaran Rp 12,5 triliun untuk program pelatihan vokasi dan pengembangan SDM di berbagai sektor sepanjang 2025. Sebagian besar anggaran ini dialokasikan untuk meningkatkan kualitas Balai Latihan Kerja (BLK), memperluas akses pelatihan online berbasis digital, serta memberikan insentif bagi industri yang aktif berkontribusi dalam peningkatan keterampilan tenaga kerja.

Program ini juga selaras dengan visi pemerintah untuk mencapai Indonesia Emas 2045, di mana SDM berkualitas menjadi faktor utama dalam mendukung daya saing ekonomi nasional di tingkat global.

Dengan semakin eratnya kolaborasi antara pemerintah dan sektor industri, diharapkan tenaga kerja Indonesia tidak hanya siap menghadapi tantangan masa depan, tetapi juga mampu bersaing di era digitalisasi dan globalisasi.